Papua Tengah.News – Kepolisian Republik Indonesia melalui Satgas Operasi Damai Cartenz mengerahkan personel untuk memburu pelaku pembunuhan terhadap 11 warga sipil pendulang emas di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
Pelaku diduga kuat merupakan bagian dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang mengatasnamakan diri sebagai Kodap XVI Yahukimo dan Kodap III Ndugama.
Kaops Damai Cartenz 2025, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, menegaskan bahwa operasi pengejaran akan terus dilakukan demi menjaga stabilitas keamanan di wilayah Papua.
“Satgas Operasi Damai Cartenz akan terus memburu para pelaku dan memastikan keamanan warga di Papua tetap terjaga,” ujarnya sebagaimana dikutip dari laman Humas Polri.
Faizal juga mengecam keras aksi keji tersebut. Ia menilai pembunuhan terhadap warga sipil ini tidak hanya merupakan tindak kriminal, tetapi juga pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia.
“Ini bukan hanya serangan terhadap warga sipil tak bersalah, tetapi juga bentuk nyata pelanggaran HAM,” tegasnya.
Sebanyak 26 personel gabungan telah diterjunkan ke lapangan, terdiri atas 15 personel Polres Asmat dan 11 personel dari Satgas Tindak serta Satgas Gakkum Ops Damai Cartenz.
Mereka kini berada di Kampung Mabul untuk mengumpulkan keterangan saksi, memperdalam informasi, dan menyusun rencana evakuasi para korban.
Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz 2025, Kombes Pol Yusuf Sutejo, mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum terbukti kebenarannya.
“Kami mengajak masyarakat untuk tidak terpengaruh hoaks. Informasi resmi akan terus kami sampaikan secara berkala berdasarkan data valid dan penyelidikan di lapangan,” katanya.
Peristiwa tragis ini terjadi pada 6 hingga 7 April 2025 di lokasi pendulangan emas di Lokasi 22 dan Muara Kum, Kabupaten Yahukimo.
Informasi awal diterima pada malam 7 April 2025 dan diperkuat oleh kesaksian salah satu korban selamat yang kini berada di Kampung Mabul, Distrik Koroway, Kabupaten Asmat.
Para korban disebut mengalami luka bacok, tembak, serta luka akibat senjata tajam dan panah. Dari 11 korban yang meninggal dunia, enam telah berhasil diidentifikasi, yaitu Aidil, Sahruddin, Ipar Stenli, Wawan, Feri, dan Bungsu. Lima korban lainnya masih dalam proses identifikasi.
Sebanyak 35 pendulang lainnya berhasil menyelamatkan diri dan kini berada dalam perlindungan aparat TNI-Polri di Kampung Mabul.
Namun, delapan orang lainnya masih belum diketahui keberadaannya. Dua warga, yakni Dani dan istrinya Gebi, diduga masih disandera oleh kelompok KKB.
Pada Rabu pagi, 9 April 2025, sebanyak 12 pendulang emas lainnya yang berhasil melarikan diri menggunakan speed boat telah tiba dengan selamat di Pelabuhan Logpon, Distrik Dekai.
Pihak kepolisian menegaskan bahwa seluruh upaya akan dilakukan secara profesional dan terukur demi menegakkan hukum serta menjamin keselamatan warga sipil dari ancaman KKB. Upaya ini juga menjadi bagian dari komitmen menjaga stabilitas keamanan di wilayah Papua.