Papua Tengah.News – Tokoh Gereja Kwamki Narama, Pendeta Anton Wamang mengimbau kepada masyarakat yang bertikai di Distrik Kwamki Narama, untuk tidak lagi angkat panah (perang, red).
Hal tersebut disampaikan Pdt Anton Wamang saat ditemui wartawan di Kantor Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Mimika, Selasa (21/10/2025).
Anton menegaskan, semua pihak yang terlibat pertikaian harus menahan diri dan berdamai.
“Tidak ada lagi yang lempar panah, bawa hal buruk ke tengah-tengah masyarakat, kami siap damai dan perdamaian sudah selesai kemarin pada Sabtu (setelah mediasi pada Jumat) jadi sekarang tidak boleh lagi angkat panah,” tuturnya.
Anton menyebut, pertemuan kedua yang digelar hari ini, kembali disepakati jika tidak ada lagi pihak manapun yang mengangkat panah.
“Kami hari ini sepakati lagi soal perdamaian dan siap memulangkan masyarakat yang datang dari Puncak, Beoga, serta Tembagapura,” ungkapnya.
Ditegaskan, apabila ada pihak lain yang masih mengangkat senjata atau panah, dan menyerang pihak lainnya, maka itu bukan lagi tanggung jawab kedua belah pihak yang bertikai.
“Itu bukan masalah kami, karena masalah kami sudah selesai pada hari ini (Selasa, red), kalau ada oknum yang masih angkat panah, kami serahkan ke pihak berwajib untuk tangani hal itu,” paparnya.
Setelah pertemuan hari ini, selanjutnya akan digelar prosesi adat perdamaian kedua belah pihak yang bertikai.
“Proses adat ini, cuci tangan, kemudian pulangkan massa, dan masak serta makan bersama,” tegasnya.
Kepala Distrik Kwamki Narama Edwin Hanuebi menyampaikan, pertemuan hari ini merupakan yang kedua bagi kedua belah pihak dan kembali mereka sepakat berdamai.
“Hari ini mediasi yang kedua, kita buat surat pernyataan untuk memulangkan massa yang berasal dari SP, Tembagapura bahkan Puncak,” katanya.
Kapolsek Kwamki Narama Ipda Yusak Sawaki menambahkan, dengan pertemuan kedua ini maka diharapkan konflik tidak lagi terjadi kedepan.
“Perwakilan dari kedua belah pihak sudah pertemuan dan bicara jika masalah ini sudah selesai, kedepan kami (kepolisian) tetap patroli dan berikan imbaun kepada masyarakat,” tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, dua kelompok warga di Kwamki Narama beberapa kali terlibat bentrok dengan saling serang menggunakan busur panah.
Aksi saling serang ini dipicu masalah perselingkuhan.

