Mengenal Gunung Cartenz Pyramid: Puncak impian para pendaki dunia

Papua Tengah.News – Dua pendaki berpengalaman, Elsa Laksono dan Lilie Wijayati, ditemukan meninggal dunia saat mendaki Puncak Cartenz di Pegunungan Jayawijaya, Papua Tengah, pada Sabtu (1/3). Keduanya diduga tewas akibat hipotermia saat perjalanan turun dari puncak.

Tragedi ini meninggalkan duka mendalam sekaligus menjadi pengingat akan risiko besar yang dihadapi para pendaki di jalur ekstrem tersebut. Peristiwa ini juga menegaskan pentingnya persiapan fisik, mental, serta perlengkapan yang memadai bagi para pendaki sebelum menaklukkan medan berat di ketinggian ekstrem.

Kondisi cuaca yang tidak menentu, suhu dingin yang tinggi, serta jalur pendakian yang menantang menjadi faktor utama yang kerap memperburuk keadaan di Puncak Cartenz. Meski begitu, daya tarik puncak yang menawarkan panorama alam menakjubkan ini tetap menjadi impian bagi para pendaki di seluruh dunia, sekaligus menuntut kewaspadaan dan kesiapan penuh demi keselamatan.

Lantas, seperti apa Gunung Cartenz yang menjadi impian banyak pendaki ini? Berikut adalah gambarannya untuk mengenal lebih dekat Gunung Cartenz. Melansir berbagai sumber.

Lokasi Gunung Cartenz

Gunung Cartenz berada di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Indonesia. Gunung ini termasuk dalam kawasan Pegunungan Jayawijaya yang membentang di bagian tengah Pulau Papua.

Meski terletak di daerah tropis yang identik dengan suhu panas dan kelembapan tinggi, puncak gunung ini justru tertutup salju abadi. Fenomena langka tersebut menjadi daya tarik sekaligus keajaiban alam yang memikat banyak pendaki dari berbagai penjuru dunia.

Ketinggian Gunung Cartenz

Berdasarkan informasi dari situs resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Gunung Cartenz memiliki ketinggian sekitar 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Gunung ini menjadi salah satu dari lima lokasi di garis khatulistiwa yang diselimuti salju. Empat lokasi lainnya adalah Sierra Nevada di Pegunungan Andes, Gunung Kenya, Gunung Kilimanjaro, dan Ruwenzori di Afrika. Keberadaan salju abadi di puncaknya menjadikan Cartenz Pyramid sebagai kawasan pergunungan kars yang memiliki nilai penting, baik bagi Indonesia maupun dunia.

Gunung ini juga dikenal sebagai puncak tertinggi di Indonesia, Australia, dan kawasan Oseania. Selain itu, Cartenz Pyramid termasuk dalam Seven Summits, yaitu tujuh puncak tertinggi di masing-masing benua yang menjadi tujuan impian bagi para pendaki di seluruh dunia.

Puncak Cartenz juga dikenal dengan sebutan Carstensz Pyramid karena bentuknya yang menyerupai piramida. Carstensz Pyramid terdiri dari tiga puncak terkenal, yakni Puncak Jaya dengan ketinggian 4.884 meter, Puncak Trikora setinggi 4.730 meter, dan Puncak Mandala dengan ketinggian 4.640 meter. Ketiga puncak ini berada di bagian barat dataran tinggi Jayawijaya.

Keajaiban salju tropis di Gunung Cartenz Papua

Keunikan salju tropis di Gunung Cartenz Papua menjadi daya tarik tersendiri. Meski bukan gunung berapi, gunung ini merupakan bagian dari pegunungan kars yang dikenal dengan medan terjal serta curam.

Kehadiran salju dan gletser es di puncaknya semakin memperindah panorama alam di sekitarnya. Pada tahun 1992, luas salju di Puncak Jaya diperkirakan mencapai 3.300 hektare.

Pegunungan kars di Papua secara umum membentang di pematang Perbukitan Tengah dengan ketinggian antara 3.000 hingga 4.500 meter di atas permukaan laut. Wilayah ini menunjukkan betapa luasnya penyebaran kawasan kars di Indonesia.

Gunung Cartenz Papua menjadi daya tarik pendaki

Sebagai salah satu puncak tertinggi di dunia, Gunung Cartenz tak hanya menjadi daya tarik bagi pendaki dalam negeri, tetapi juga menarik perhatian para pendaki mancanegara.

Gunung Cartenz atau yang dikenal juga dengan Puncak Jaya, merupakan bagian dari Seven Summits, menjadi impian para pendaki yang ingin menaklukkan tujuh puncak tertinggi di dunia.

Perjalanan menuju puncaknya menuntut persiapan fisik dan mental yang matang. Dilansir dari Climbing The Seven Summits, Cartenz dikenal sebagai jalur pendakian paling curam dan menantang secara teknis, dengan paparan cahaya yang luas serta medan panjat tebing layaknya pegunungan Alpen.

Pendakian biasanya dimulai dengan helikopter untuk mencapai basecamp, mengingat jalur darat yang sulit ditembus. Tanpa helikopter, perjalanan bisa memakan waktu lebih dari delapan hari melalui hutan tropis yang lembap, berlumpur, dan penuh lintah. Setelah melewati medan curam, barulah pendaki tiba di basecamp sebagai titik awal pendakian ke puncak.

Meski penuh tantangan, perjalanan ini akan terbayar lunas saat berhasil mencapai puncak. Keberadaan salju tropis dan gletser yang memukau menjadi pemandangan tak terlupakan, sekaligus membuktikan bahwa Indonesia memiliki keajaiban alam yang menakjubkan. Keindahan itulah yang membuat Gunung Cartenz menjadi impian para pendaki dari seluruh dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *