Ekonomi Papua Tengah Minus Tajam, Mendagri Tegur Keras Pemerintahnya

Papua Tengah.News – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meluapkan kegeramannya atas kinerja ekonomi Provinsi Papua Tengah yang mencatat kontraksi terdalam secara nasional. Pada kuartal pertama 2025, pertumbuhan ekonomi provinsi baru ini anjlok hingga minus 25,53%, menjadi yang terburuk di seluruh Indonesia.

Ironisnya, kinerja pendapatan asli daerah (PAD) Papua Tengah justru berada di peringkat tertinggi, mencapai 48,71% hingga akhir Mei. Namun realisasi belanja daerah sangat minim, hanya 9,11%, yang membuat aliran uang tak berdampak pada geliat ekonomi masyarakat.

“Yang menyedihkan ini, minus 25,93%. Tapi pendapatannya paling tinggi. Ada apa ini? Uangnya tidak dibelanjakan,” ujar Tito saat berbicara dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025 di Jakarta, Senin (26/5/2025).

Papua Tengah merupakan daerah yang menjadi lokasi tambang raksasa PT Freeport Indonesia di Mimika, dengan potensi ekonomi sangat besar. Namun Tito menyebut potensi tersebut tak ada gunanya jika uang daerah hanya disimpan dan tak menggerakkan pembangunan nyata.

Ia menegaskan, rendahnya belanja daerah menunjukkan lemahnya manajemen fiskal dan kurangnya keberanian dalam mendorong ekonomi rakyat. “Kalau uang cuma disimpan di bank, kapan rakyat bisa merasakan manfaatnya? Ini harus diubah,” kata Tito.

Ia pun secara khusus menegur Gubernur Papua Tengah, Meki Fritz Nawipa, agar segera mengakselerasi belanja dan pembangunan. Menurut Tito, Nawipa punya latar belakang baik sebagai mantan pilot dan eks Bupati Paniai, bahkan pernah studi ke luar negeri.

“Pak Meki orang pintar, saya tahu itu. Tapi tugas kepala daerah adalah kerja, bukan simpan uang di kas daerah,” kata Tito sembari menegaskan agar target belanja naik signifikan sebelum pertengahan tahun anggaran.

Tak hanya Papua Tengah, Tito juga menyoroti provinsi lain dengan pertumbuhan ekonomi rendah seperti Papua (3,91%), Papua Pegunungan (3,02%), hingga Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mencatat pertumbuhan negatif, yakni minus 1,47% pada kuartal I tahun ini.

Tito mengaku heran dengan performa NTB, mengingat wilayah tersebut hanya terdiri dari dua pulau besar dan tidak banyak hambatan geografis. “Kenapa bisa minus? Pak Gubernur NTB tolong koordinasi dengan BPS, cari tahu dan segera benahi,” ujarnya menutup pernyataan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *