Papua Tengah.News – Menyikapi dinamika politik nasional yang terus bergejolak dan meluas ke berbagai daerah di Indonesia, kelompok Cipayung Plus Papua Tengah menyampaikan aspirasi melalui dialog bersama Pemerintah Provinsi Papua Tengah, Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Papua Tengah, Majelis Rakyat Papua Tengah dan Polda Papua Tengah.
Dialog berlangsung di Kantor Guest House, Jalan Merdeka Nabire, pada Senin (1/9/2025).
Hadir dalam dialog tersebut, Gubenur Papua Tengah Meki Fritz Nawipa, Ketua DPR Papua Tengah Delius Tabuni, Ketua MRP Papua Tengah Agustinus Agaibak, perwakilan Papua Tengah dan Forkopimda lainnya.
Adapun perwakilan dari Cipayung Plus, Ketua GMNI Cabang Nabire Jeri Muyapa, Ketua GMKI Cabang Nabire Firgo Jitmau, Ketua PMKRI Cabang Nabire Michael Edowai, dan Sekretaris GAMKI Papua Tengah Steven Pigai.
Dalam dialog tersebut, Ketua GMKI Cabang Nabire Firgo Jitmau menegaskan bahwa eskalasi politik yang terjadi saat ini sudah sangat memprihatinkan.
Menurutnya, kondisi ini berdampak buruk terhadap kehidupan sosial dan pertumbuhan ekonomi di seluruh tanah air.
“Gejolak politik ini merupakan imbas dari kebijakan Pemerintah Pusat dan DPR RI yang tidak berpihak kepada rakyat, ditambah lagi respon aparat keamanan yang tidak profesional hingga memakan korban jiwa,” ujarnya.
Berdasarkan keprihatinan itu, Cipayung Plus Papua Tengah menyampaikan 9 poin pernyataan sikap;
1. Menyambut baik respon Presiden RI terhadap beberapa tuntutan rakyat Indonesia.
2. Menegaskan bahwa suara rakyat akan terus mengawal semua tuntutan dan aspirasi hingga tahap finalisasi.
3. Mendorong pengesahan Undang-Undang tentang perampasan aset para koruptor.
4. Mendesak aparat penegak hukum mengungkap dan menangkap para koruptor dan mafia yang merugikan rakyat serta negara.
5. Meminta pemerintah untuk tidak menaikkan nilai pajak yang sangat membebani rakyat.
6. Mengecam keras tindakan brutal aparat yang menggunakan kekuasaan secara berlebihan sehingga membungkam hak konstitusional warga negara.
7. Mendesak Presiden mencopot Menteri dan Wakil Menteri di Kabinet Merah Putih yang merangkap jabatan.
8. Menyarankan kepada massa aksi di seluruh Indonesia agar tidak merusak fasilitas umum maupun melakukan penjarahan karena itu di luar nilai-nilai demokrasi.
9. Meminta semua pihak menahan diri dan tidak mudah terprovokasi agar situasi bangsa kembali kondusif.
Cipayung Plus Papua Tengah menegaskan bahwa sikap ini lahir dari kepedulian pemuda terhadap perjalanan bangsa, sekaligus ajakan kepada seluruh masyarakat untuk menjaga persatuan dan memperjuangkan demokrasi yang sehat.
“Kiranya ini menjadi atensi pemerintah pusat untuk terus berbenah dan menata Indonesia yang lebih maju dan sejahtera. Merdeka!” tegas mereka.
Gubernur Papua Tengah Meki Fritz Nawipa menyampaikan apresiasi atas kehadiran kelompok Cipayung. Ia menilai dialog menjadi sarana terbaik untuk menyampaikan aspirasi, baik terkait isu nasional maupun daerah.
“Kami hadir di sini untuk mendengar langsung aspirasi adik-adik mahasiswa. Apa yang disampaikan akan kami teruskan sesuai kewenangan. Ini bentuk kebersamaan kita dalam menyikapi gejolak yang sedang terjadi di tanah air,” ujar Gubernur.
Menurut Gubernur, pertemuan ini membuktikan adanya komitmen bersama antara mahasiswa, pemerintah daerah, dan lembaga perwakilan rakyat.
”Menjaga Papua Tengah tetap kondusif, sekaligus ikut berkontribusi dalam menyuarakan kepentingan rakyat di tingkat nasional,” tutupnya.