Papua Tengah.News – Ketua Asosiasi Bupati se-Papua Tengah, Melkianus Mote, mendesak Kementerian Perhubungan segera mengeluarkan izin operasional penerbangan bagi maskapai full service seperti Garuda Indonesia dan Batik Air di Bandara Nabire, Papua Tengah.
Bupati Deiyai ini menilai kehadiran maskapai berpelayanan penuh dan maskapai berbiaya rendah (low cost) sangat dibutuhkan untuk menunjang mobilitas masyarakat di enam kabupaten wilayah Papua Tengah.
Melkianus menjelaskan, Bandara Nabire berpotensi menjadi pusat transit dan distribusi penumpang serta kargo dari dan ke kabupaten lain di kawasan pegunungan Papua Tengah.
Menurutnya, pembukaan rute penerbangan full service akan mempermudah akses warga dari daerah yang belum memiliki penerbangan langsung menuju kota-kota besar.
“Jika Bandara Nabire jadi pusat penerbangan, penumpang dari enam kabupaten bisa melanjutkan perjalanan ke tujuan akhir mereka tanpa hambatan,” ujarnya di Nabire, Papua Tengah, Rabu (22/10/2025).
Selain itu, pihaknya juga telah mengusulkan pembukaan Bandara Waghete di Kabupaten Deiyai sebagai pusat operasional pesawat jenis ATR.
Apalagi pada 2020 lalu telah dilakukan uji pendaratan pesawat ATR 72-200 milik Trigana Air di Bandara Waghete.
Dengan demikian, Melkianus, menilai bandara tersebut layak dijadikan titik penghubung udara untuk wilayah Deiyai, Dogiyai, Paniai, dan Intan Jaya karena lokasi geografisnya yang strategis.
Melkianus berharap Kemenhub segera merespons permohonan ini agar masyarakat dapat menikmati transportasi udara yang aman, cepat, dan nyaman.
“Kami berharap Bandara Waghete bisa menjadi pusat pelayanan pesawat ATR, karena jangkauannya dekat ke kabupaten sekitar,”tandasnya.

