Papua Tengah.News – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Tengah untuk pertama kalinya melaksanakan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) di Nabire, ibukota Provinsi Papua Tengah, mulai 21 sampai 23 April 2025.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Provinsi Papua Tengah dan melibatkan dinas kesehatan dari delapan kabupaten, LSM yang bergerak di bidang kesehatan yang salah satunya KPA.
Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa mengatakan, Rakerkesda ini adalah ruang untuk menyatukan langkah, menguatkan komitmen dan menyusun arah kebijakan kesehatan di Papua Tengah kedepannya.
Tema yang diangkat dalam Rakerkesda pertama ini adalah Sinergi Asta Cita dan Papua Tengah Emas untuk Kesehatan yang Adil, Bermartabat, dan Berkelanjutan. Menurut Gubernur ini sangat relevan dengan arah pembangunan Provinsi Papua Tengah ke depan.
Ini juga mencerminkan semangat kolaborasi dan integrasi antara visi pembangunan nasional melalui Asta Cita, dengan visi daerah Papua Tengah Emas, yang dicanangkan bersama untuk menciptakan masyarakat yang adil, berdaya saing, bermartabat, harmonis, maju, dan berkelanjutan.
“Kita ingin memastikan bahwa setiap warga Papua Tengah, dari wilayah pesisir hingga pegunungan, dari kota hingga kampung-kampung terpencil memiliki akses yang setara terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu,” ungkap Gubernur.
Lebih lanjut, Gubernur mengharapkan agar Rakerkesda ini bukan sekedar forum evaluasi dan perencanaan saja, tetapi juga bisa menjadi momen penting untuk menyusun strategi pembangunan kesehatan yang menyeluruh, terukur, dan berbasis data, meningkatkan kolaborasi lintas sektor, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten kota dan menyelaraskan program nasional dan daerah agar berdampak nyata di lapangan.
Gubernur menekankan pentingnya transformasi layanan kesehatan sebagaimana telah dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan, termasuk penguatan layanan primer, peningkatan kualitas SDM kesehatan, pemanfaatan teknologi, serta pendekatan promotif dan preventif yang lebih masif.
Penjabat (Pj) Sekda Papua Tengah, dr. Silwanus Sumule mengapresiasi Dinkes P2KB yang telah melaksanakan kegiatan Rakerkesda untuk pertama kalinya di Papua Tengah, dengan menghadirkan narasumber yang berkompeten.
Narasumber yang dihadirkan diantaranya dari Kementerian Kesehatan, Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, YPMAK, dr. Maria Rumatray dari Klinik Wamena, dr. Selvius Ukago dari BP30KP Papua Tengah, Yerison Tebai dari KPA Papua Tengah, Krisna Tohari dari PERDHAKI. Hadir juga sebagai narasumber yakni Dirjen Tata Kelola Pelayanan Primer Kemenkes RI, Prof. Dunilah Ayuningtyas, juga narasumber dari Universitas Indonesia (UI), PT Freeport Indonesia (PTFI), BPJS Cabang Biak dan UNICEF.
“Intinya kesehatan itu kata benda, maka perlu SDM untuk gerakkan kesehatan,” katanya saat menyambut para narasumber.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan P2KB, dr. Agus menjelaskan, pada Rakerkesda ini akan dibahas berbagai strategi termasuk penguatan layanan kesehatan primer, optimalisasi sistem rujukan, pemberdayaan tenaga medis, serta peran lintas sektor dalam mendukung kesehatan masyarakat Papua Tengah.
Para pihak yang hadir ini juga akan berdiskusi tentang penaggulangan AIDS, TB, Malaria, Stunting, program KO HARUS SEHAT, insentif dokter spesialis dan nakes, penguatan Posyandu berbasis keluarga, RS Vertikal Kemenkes dan RS Provinsi, krisis keamanan daerah konflik, serta pemanfaatan teknologi dan telemedicine untuk memastikan pelayanan kesehatan yang lebih luas dan efektif.
“Dengan rumusan bersama, kita bisa
menyelaraskan prioritas dan menghindari tumpang tindih, karena hanya dengan cara ini kita bisa menjawab tantangan yang kompleks konteks Papua Tengah dengan tantangan dan kearifan lokalnya,” katanya.
Dialog bersama ini diselenggarakan dengan satu tujuan utama yaitu menyatukan pikiran, komitmen, dan aksi nyata dalam suatu rumusan bersama yang akan menjadi arah pembangunan kesehatan di Papua Tengah, khususnya dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan berkeadilan.
“Ini adalah momentum sejarah saat di mana kita mengubah cara kerja lama. Tidak lagi sekadar bekerja sesuai tugas masing-masing, tapi bekerja bersama untuk satu tujuan, yaitu masyarakat Papua Tengah yang sehat, sejahtera, dan bermartabat,” ungkap dr. Agus.
Ia berharap, dialog ini bisa diakhiri dengan sebuah dokumen berisi Peta Jalan Pembangunan Kesehatan Papua Tengah 2025-2030 yang berisi program prioritas, seperti penguatan Puskesmas di daerah terisolir, pelatihan tenaga kesehatan lokal, sistem rujukan darurat.
“Dilengkapi indikator keberhasilan penurunan angka stunting, peningkatan cakupan imunisasi, respon cepat di daerah konflik, serta komitmen konkret dari setiap pihak yang akan kita pegang teguh, evaluasi bersama, dan perbarui dengan semangat gotong royong,” tandasnya.