Papua Tengah.News – Ribuan umat Katolik mengikuti Ibadah Jumat Agung memperingati wafatnya Yesus Kristus yang berlangsung di Gereja Tiga Raja, Kabupaten Mimika, Propinsi Papua Tengah, Jumat (18/4/2025).
Uskup Keuskupan Timika Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, O.S.A, dalam khotbahnya mengambil refleksi kisah sengsara oleh pastor Gabriel Antoneli CP dengan judul memorial Pasionis Tritolitas untuk masa kini.
Kisah ini juga disadur dari teolog Jepang, seorang Budha yang kemudian memeluk agama Kristen yang bernama Kitamori Kazoh, yaitu teologi tentang Penderitaan Allah.
Ia menulis kasih-Nya tercurah, menyebar dan menjiwai semua manusia tetapi dosa membendung kasih Allah. Kejahatan manusia menghalaukan cinta kasih Allah.
Penderitaan Allah adalah kasih yang mengatasi kemarahan dan hukumannya kepada kita manusia. Kasih adalah penderitaan-Nya.
Kasih adalah yang menyertai putranya yang diserahkannya menderita di kayu Salib.
Uskup mengungkapkan, tulisan Kitamori ini menjadi bahan refleksi tentang penderitaan Kristus yang terjadi ribuan tahun lalu yang masih aktual dalam kehidupan masa kini.
“Menurut pemandangan manusia, Salib adalah penderitaan, kehinaan, kesakitan. Untuk itu, manusia cenderung menghalaunya atau menghindarinya tetapi bagi Allah Salib adalah kebijaksanaan Allah. Salib bukanlah penghinaan, Salib bukanlah penderitaan tetapi Salib adalah cinta keutuhan Allah,” tutur Uskup Bernadus.
Ia menyampaikan, cinta yang utuh, cinta yang sempurna, cinta yang total dari Allah kepada kita manusia yang cenderung mencari kegelapan, hidup dalam gelap dari pada terang. Sebagai manusia yang cenderung memilih kejahatan dari pada kasih.
“Salib menuntut kita untuk terlibat secara aktif memperjuangkan keadilan, kebenaran, keutuhan ciptaan ekologi. Salib menuntut kita untuk memberikan keberanian untuk bersuara mewakili mereka yang tertindas yang teraniaya, yang hak- haknya dirampas,” ujarnya.
Dalam ibadah juga berlangsung prosesi upacara penghormatan salib sebagai simbol utama ketaatan dan pengorbanan Kristus. Dimana umat mencium salib sebagai ungkapan iman akan kasih Yesus yang rela mati demi keselamatan umat manusia.