Papua Tengah.News – Di tengah hening dan dinginnya rimba Papua Pegunungan, dua pria pendulang emas bertahan hidup selama delapan hari—tanpa makanan yang cukup.
Bahkan tanpa tempat berlindung yang layak, dan dengan rasa takut yang terus menghantui.
Mereka adalah dua dari sedikit yang berhasil selamat dari tragedi kemanusiaan yang mengguncang Kabupaten Yahukimo.
Seperti diketahui, terjadi pembantaian brutal oleh Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB Papua yang menewaskan 15 penambang emas.
“Kami hanya bisa diam dan berdoa dalam gelap, berharap mereka tidak menemukan kami,” tutur salah satu pendulang emas yang namanya dirahasiakan demi alasan keamanan.
Kisah mereka bukan sekadar kisah pelarian. Ini adalah kisah keberanian, keputusasaan, dan keajaiban bertahan hidup.
Saat KKB menyerbu lokasi penambangan di pedalaman Yahukimo, mereka segera melarikan diri ke dalam hutan.
Di sanalah mereka bersembunyi, tanpa kepastian kapan akan ditemukan, atau apakah akan bisa keluar hidup-hidup.
Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz, Komisaris Besar Polisi Yusuf Sutejo, membenarkan perjuangan dua orang ini.
“Delapan hari mereka bersembunyi di hutan, untuk menyelamatkan diri dari serangan yang dilakukan KKB,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (16/4/2025).
Penyelamatan mereka terjadi ketika aparat gabungan TNI-Polri menyisir sepanjang Sungai Silet, wilayah yang dikenal sulit dijangkau dan rawan kekerasan.
Di tengah pencarian korban, tim menemukan dua sosok lemah yang tengah berlindung di balik rimbun pepohonan.
Mereka langsung dievakuasi menggunakan helikopter menuju Dekai, ibu kota Kabupaten Yahukimo.
“Alhamdulillah, dua pendulang ini ditemukan dalam keadaan selamat dan sudah dievakuasi pada Senin (14/4/2025) ke Dekai,” lanjut Yusuf.
Meski tubuh mereka lelah dan penuh luka, harapan tak pernah benar-benar hilang dari mata mereka.
Bagi banyak orang, kisah ini menjadi pengingat bahwa di balik statistik dan laporan keamanan, selalu ada manusia—dengan keluarga, mimpi, dan ketakutan—yang terdampak langsung oleh konflik bersenjata yang terus terjadi di Papua.
Jumlah Korban
Jumlah pendulang emas yang menjadi korban penyerangan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB Papua berjumlah 15 orang.
Korban itu sebelumnya disebut 11 orang.
Belasan korban tersebut telah berhasil dievakuasi tim gabungan Operasi Damai Cartenz, Polres Yahukimo dan TNI.
Proses evakuasi terakhir yang dilakukan pada Selasa (15/4/2025) kemarin yakni membawa tiga jenazah.
Sebelumnya tim gabungan tersebut telah berhasil mengevakuasi 12 orang dan sudah diserahkan ke keluarga.
Mereka menjadi korban kekejaman KKB Papua Kodap XVI Yahukimo dan Kodap III Ndugama.
Para korban ditemukan di berbagai lokasi di area pertambangan emas.
Evakuasi terbaru pada hari ini berhasil mengangkat tiga jenazah dari Area 22 dan Area 33 pertambangan emas Yahukimo, serta wilayah Tanjung Pamali.
Ketiga jenazah tersebut kini berada di RSUD Dekai untuk proses identifikasi lebih lanjut oleh Tim Dokkes dan DVI Polri.
Rincian lokasi penemuan 15 jenazah adalah sebagai berikut: 3 jenazah dari Tanjung Pamali, 5 jenazah dari dua titik di Kampung Bingki, 3 jenazah dari Area 22 pertambangan emas Yahukimo, 1 jenazah dari Area 33 pertambangan emas Yahukimo.
Kemudian, 1 jenazah dari lokasi Muara Kum, 1 jenazah dari wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang, dan 1 jenazah dari Area Kepala Air Mumok.
Selain itu, dua korban lainnya, Johanis Adu dan Suwito, ditemukan selamat di Tanjung Pamali.
Keduanya telah dievakuasi ke Dekai dan sedang menjalani perawatan medis serta pendampingan psikologis.