Papua Tengah.News – Pekerjaan perbaikan jalan Trans Nabire–Intan Jaya, Papua Tegah terus dikerjakan meskipun menghadapi berbagai kendala di lapangan. Jalan yang sebelumnya terputus di kilometer 139 ini sempat dibuka kembali beberapa minggu lalu dan kini sudah bisa dilalui kendaraan, namun belum sepenuhnya aman dan layak dilalui.
Seorang pekerja jalan mengungkapkan bahwa progres pekerjaan saat ini baru mencapai sekitar 30 hingga 40 persen. Sebelumnya, pengerjaan sempat mencapai 50 persen, namun kembali tertunda akibat longsor berulang yang membuat sebagian struktur jalan harus dibangun ulang dari awal.
“Setelah digali, longsor lagi. Jadi kami harus ulangi lagi dari titik yang sama. Itu yang membuat pekerjaan lambat,” ujar sang pekerja yang meminta identitasnya tidak disebutkan dalam percakapan dengan wartawan Seputarpapua.com di lokasi, (03/10/25)
Selain faktor cuaca dan kondisi alam yang tidak menentu, proyek ini juga dihadapkan pada ancaman keamanan. Pekerja mengaku semangat mereka kerap turun akibat intimidasi dari pihak luar yang bukan bagian dari proyek. Bahkan, beberapa pekerja mengalami trauma yang berdampak pada kelancaran pekerjaan di lapangan.
“Teman-teman awalnya semangat kerja, tapi karena tekanan dari luar, mereka mulai takut. Trauma itu yang bikin semangat kerja menurun. Saya di sini juga untuk bantu semangati mereka supaya tetap lanjut kerja,” lanjutnya.
Target penyelesaian proyek ini adalah Desember 2025, namun belum dapat dipastikan tercapai, karena selain longsor, ada pula kehilangan waktu kerja sekitar satu bulan akibat insiden keamanan yang membuat pekerjaan harus dihentikan sementara waktu.
Meski begitu, para pekerja tetap berharap dukungan penuh dari masyarakat dan semua pihak, terutama dalam hal keamanan dan ketertiban selama proses pekerjaan berlangsung.
“Harapan kami, masyarakat bisa bantu jaga keamanan. Alam tidak bisa kita atur, tapi keamanan bisa kita jaga bersama. Supaya jalan ini cepat selesai, akses kembali lancar, dan masyarakat tidak lagi kesulitan bahan makanan,” harapnya.
Perbaikan jalan ini sangat krusial karena menjadi satu-satunya jalur penghubung utama menuju wilayah Intan Jaya. Saat jalan terputus, pasokan logistik dan kebutuhan pokok masyarakat pun terganggu.
Dengan upaya yang terus dilakukan dan dukungan dari semua pihak, masyarakat berharap proyek ini bisa segera rampung, agar aktivitas sosial dan ekonomi kembali normal.
Proyek Jalan Nabire–Intan Jaya Terus Dikerjakan Meski Diterpa Kendala Alam dan Ancaman

