Papua Tengah.News – Peluncuran Koperasi Merah Putih Papua Tengah digelar di Pasar Pagi Wonorejo, Nabire, Senin (21/7/2025) pagi. Gubernur Meki Nawipa hadir sekaligus meresmikan Koperasi tersebut, didampingi Pj Sekda, Ketua MRP, Bupati dan Wakil Bupati Nabire, serta Forkopimda.
Dalam sambutannya, Gubernur menegaskan bahwa koperasi bukan hanya entitas ekonomi, tapi ruh gotong royong bangsa. “Ini wujud dari semangat ‘dari kita, oleh kita, untuk kita’ sebagaimana amanat UUD Pasal 33,” ujarnya.
Nawipa menyebut sistem “satu orang satu suara” dalam koperasi sebagai refleksi demokrasi ekonomi yang sejati. “Semua anggota setara menentukan arah, itulah bentuk kedaulatan ekonomi rakyat yang harus terus dijaga,” ucapnya.
Menurutnya, Papua Tengah punya peran strategis menuju Indonesia Emas 2045 yang adil, sejahtera, dan berdaulat. “Inisiatif koperasi ini penting untuk pembangunan dari desa, demi pemberdayaan dan pemerataan ekonomi lokal,” katanya menjelaskan.
Ia juga menyampaikan capaian pembentukan koperasi yang tersebar di seluruh desa dan kelurahan se-Papua Tengah. “Sebanyak 1.208 desa/kelurahan telah kami sosialisasikan, ini bukti kesungguhan menjangkau hingga pelosok,” tegasnya.
Sebanyak 70,1 persen atau 847 desa telah menyelenggarakan Musyawarah Desa sebagai tahap awal pendirian koperasi. Sedangkan 581 koperasi sudah resmi berbadan hukum, mencerminkan progres nyata gerakan ekonomi masyarakat bawah.

Gubernur menambahkan, koperasi tak boleh dipahami sekadar unit simpan-pinjam seperti pemahaman lama yang keliru. “Koperasi ini gerakkan sembako, distribusi, klinik desa, logistik, hingga gudang hasil panen warga,” katanya.
Menurutnya, efisiensi ekonomi harus menjadi kata kunci koperasi modern, agar masyarakat bebas dari belenggu kemiskinan. “Dengan efisiensi, harga bisa dijangkau rakyat dan petani pun tak lagi rugi saat panen raya,” imbuhnya menekankan.
Ia juga memaparkan model kolaborasi “pentahelix” sebagai pendekatan baru dalam pembangunan koperasi desa modern. “Kami menggandeng poktan, gapoktan, BUMDes, swasta, koperasi lain, hingga akademisi,” urai Gubernur menjelaskan.
Keberadaan Batik Air, lanjut Nawipa, mempercepat rantai pasok barang dari Nabire ke berbagai daerah di Indonesia. “Inilah bukti konektivitas udara menunjang ekonomi kerakyatan. Produk Papua Tengah harus menjangkau pasar luas,” tuturnya.
Momentum Hari Koperasi Nasional ke-78 ini ia sebut sebagai saat yang tepat memperkuat silaturahmi seluruh elemen. “Hubungan harmonis akan melahirkan kepercayaan rakyat pada negara. Koperasi adalah ruang belajar dan bertumbuh,” ucapnya.
Ia mengajak generasi muda tidak ragu berkoperasi karena di sanalah letak kemandirian dan kedaulatan ekonomi bangsa. “Koperasi adalah ekosistem usaha yang inklusif dan modern, sangat cocok untuk jiwa inovatif anak muda,” lanjutnya.
Nawipa juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pelaku koperasi atas kerja keras dan komitmen membangun ekonomi rakyat. “Bapak-Ibu sekalian telah membawa ekonomi kita menjadi lebih berkualitas. Saya sangat bangga dan berterima kasih,” katanya.
Namun, ia mengingatkan tantangan masih besar. Diperlukan koperasi sektor produktif untuk mengelola potensi lokal maksimal. “Kita perlu koperasi berbasis teknologi agar anak-anak muda tertarik dan siap berkiprah,” tegas Nawipa memberi penekanan.
Ia menutup sambutan dengan ajakan: “Mari jadikan koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang jujur dan terpercaya.” “Negara kuat bukan karena elit, tapi karena rakyat bersatu dan sejahtera melalui gerakan ekonomi bersama,” pungkasnya.
Usai peluncuran, Gubernur dan rombongan mengunjungi sejumlah stand koperasi binaan Dinas Koperindag Papua Tengah. Stan digelar di halaman Pasar Pagi Bumi Wonorejo, menampilkan produk pangan lokal dan kerajinan masyarakat Nabire.
Acara juga dihadiri perwakilan kabupaten Dogiyai, Deiyai, Paniai, Intan Jaya, Puncak, serta Puncak Jaya. Kehadiran mereka memperkuat kolaborasi antarwilayah demi Papua Tengah yang mandiri secara ekonomi dan sosial.