Papua Tengah.News – Pemerintah Provinsi Papua Tengah menunjukkan komitmennya dalam merespons cepat situasi sosial yang genting akibat konflik bersenjata yang terjadi di Kabupaten Intan Jaya dan Puncak. Dalam sepekan terakhir, bentrokan antara kelompok TPNPB-OPM dan aparat keamanan TNI-Polri menyebabkan jatuhnya korban jiwa, luka-luka, serta memaksa banyak warga sipil meninggalkan rumah dan mengungsi demi keselamatan.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat yang terdampak langsung, Gubernur Papua Tengah Meki Nawipa, melalui Tim Terpadu Penanganan Bencana dan Konflik, mengambil langkah cepat dengan menyiapkan dan mengirimkan bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut. Bantuan yang dikirim berupa bahan makanan pokok, perlengkapan medis, hingga tim pendamping untuk mendistribusikan langsung dan memantau kondisi lapangan.
“Hari Jumat kemarin kami dari pemerintah provinsi bersama dinas-dinas teknis seperti Dinas Kesehatan, Pendidikan, BPBD dan lainnya menggelar rapat darurat untuk menyusun langkah penanganan krisis sosial ini. Hari ini bantuan pertama kami kirim,” ujar Penjabat Sekda Papua Tengah, dr. Silwanus Soemoele, Senin (19/5/2025).
Pelepasan bantuan dilakukan secara resmi di Bandara Douw Aturure, Nabire oleh Kepala Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana serta Satpol PP, Victor Fun, yang mewakili Gubernur Papua Tengah. Ia didampingi oleh Plt. Kepala Dinas Kesehatan, dr. Agus, serta Plt. Kepala Dinas Sosial, Semi Gobai.
“Bantuan tahap pertama menuju Intan Jaya diberangkatkan hari ini dengan dua penerbangan menggunakan pesawat Smart Air,” terang Victor Fun melalui pesan WhatsApp. Penerbangan pertama mengangkut logistik dari Dinas Sosial sebanyak 1,2 ton yang terdiri dari beras, air mineral, gula pasir, mie instan, susu kental manis dan teh celup.
Sementara itu, flight kedua membawa Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa susu, perlengkapan medis habis pakai (BMHP), dan obat-obatan seberat 468 kilogram dalam 56 coly, ditambah logistik tambahan dari Dinas Sosial sebanyak 400 kilogram. Selain logistik, turut berangkat pula Tim Krisis masing-masing satu orang dari Dinas Kesehatan, BPBD, dan Dinsos.
Tim yang diterjunkan ini tidak hanya bertugas menyerahkan bantuan, tetapi juga memantau langsung situasi di lokasi pengungsian dan memastikan distribusi logistik tepat sasaran. Mereka akan menyampaikan laporan berkala kepada Pemprov Papua Tengah untuk bahan evaluasi dan penyesuaian langkah selanjutnya.
Victor menjelaskan, bantuan kesehatan yang dikirimkan masih disesuaikan dengan kapasitas pelayanan yang tersedia di wilayah terdampak. “Kami menunggu laporan final dari Kepala Dinas Kesehatan Intan Jaya sebelum melakukan pengiriman tambahan. Langkah ini agar bantuan lebih tepat guna,” tambahnya.
Gubernur Papua Tengah, kata Victor, juga telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat agar bantuan bisa diterima secara langsung dan disalurkan dengan baik kepada masyarakat terdampak. “Kami ingin masyarakat tahu, pemerintah hadir di tengah mereka. Ini bukan hanya sekadar bantuan logistik, tapi bentuk solidaritas dan kehadiran nyata negara dalam kondisi darurat kemanusiaan,” ujarnya.
Tidak berhenti di Intan Jaya, rencana pengiriman bantuan juga akan dilanjutkan ke Distrik Sinak, Kabupaten Puncak. Victor menyampaikan bahwa pada Selasa, 20 Mei 2025, bantuan ke Sinak akan dikirim menggunakan dua flight pesawat MAF.
“Flight pertama membawa logistik dari Dinas Sosial seberat satu ton, terdiri dari makanan pokok seperti beras, gula, air mineral, susu, mie instan, teh celup, serta tambahan selimut,” jelasnya. Sementara flight kedua mengangkut personel dari tim krisis seperti di pengiriman pertama, untuk menjalankan tugas penyerahan dan pemantauan distribusi bantuan.
Logistik untuk pengiriman ke Puncak telah dikumpulkan di kargo MAF dan diharapkan dapat diterbangkan Selasa atau Rabu, tergantung cuaca dan kesiapan teknis. “Kami berharap kondisi cuaca bersahabat agar distribusi bantuan berjalan lancar,” harap Victor.
Sementara itu, laporan dari lapangan menyebutkan bahwa hingga saat ini kondisi keamanan di Intan Jaya dan Puncak masih belum stabil. Sebagian besar warga memilih bertahan di tempat aman seperti rumah-rumah warga lainnya, sebab titik kumpul pengungsian resmi belum terbentuk.
Akibatnya, akses terhadap bantuan medis dan logistik sangat terbatas. Di Distrik Sinak misalnya, beberapa warga mengungsi ke rumah warga yang berada dekat fasilitas kesehatan seperti puskesmas agar lebih mudah mendapatkan pertolongan bila dibutuhkan.
Melalui langkah ini, Pemerintah Provinsi Papua Tengah ingin memastikan bahwa masyarakat terdampak konflik tidak merasa ditinggalkan. Pengiriman bantuan logistik, kehadiran tim lapangan, dan pemantauan berkala menjadi bagian dari upaya nyata untuk mengurangi penderitaan warga serta menjaga nilai-nilai kemanusiaan di tengah konflik bersenjata yang masih berlangsung.