Papua Tengah.News – Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya terus giatkan membangun sumber daya manusia, diantara meningkatkan kapasitas 302 Kepala Kampung, namun hanya diikuti 213 Kepala Kampung, bertempat di Jayapura, sekaligus akan melakukan prakter ketrampilan di Jayapura.
Hal tersebuty dibenarkan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung Kabupaten Puncak Jaya, Irwan Tabuni, sekaligus menjelaskan, bahwa pihaknya memnggelar pelatihan dan penguatan kapasitas bagi ratusan kepala kampung.
“Puji Syukur bagi Tuhan, karena kita bisa melaksanakan pelatihan dan peningkatan kapasitas bagi kepala kampung,,” ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung Kabupaten Puncak Jaya, Irwan Tabuni,, saat dikonfirmasi media, Selasa, 25 Februari 2025.
Dikatakan, bahwa kepala kampung adalah pemimpin yang dipilih secara demokratis oleh warga, yang mana ia adalah wakil perpanjangan tangan dari masyarakat untuk dapat mengatur, menjaga dan memotivasi warganya dalam proses pembangunan di kampung.
Disampaikan, tujuan pelatihan tersebut untuk meningkatkan kemampuan para kepala kampung membangun daerahnya secara kreatif, serta melayani masyarakat semaksimal mungkin.
“Kampung-kampung di Puncak Jaya itu memiliki letak geografis dan tingkat kesulitan cukup tinggi, sehingga kita fokus ke SDM,” ujarya.
Alasan pemilihan Kota Jayapura sebagai lokasi pelatihan adalah, agar para kepala kampung menyerap ilmu dari praktek pelayanan prima di kota hingga nantinya bisa diterapkan di kampung masing-masing sepulang ke Puncak Jaya.
Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya berupaya meningkatkan kualitas pelayanan publik di tingkat desa melalui program pelatihan peningkatan kapasitas kepala kampung.
Sebanyak 213 kepala kampung yang dari total 302 kampung di Puncak Jaya, Papua Tengah, mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas di Kota Jayapura, Papua, Selasa (25/2/2025).
Pelatihan yang digelar selama tiga hari ke depan bertujuan untuk membekali para kepala kampung dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memimpin dan membangun desa mereka secara efektif.
Puncak Jaya berada di wilayah Provinsi Papua Tengah, dengan tantangan geografis cukup ekstrem. Menuju daerah ini dilalui dengan transportasi udara. Kabupaten Puncak Jaya terdiri dari 302 kampung dan 3 kelurahan yang tersebar pada 27 distrik.
Pelatihan digelar dengan kolaborasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal yang berkantor di Jayapura.
Ratusan kepala kampung itu akan mengikuti praktek di Kampung Holtekam, Distrik Muara Tami. Mereka akan melihat bagaimana pelayanan perangkat kampung berjalan di sana.
Selain organisasi kampung, ratusan kepala kampung itu juga akan dibekali ilmu administrasi guna menopang pertanggungjawaban kerja ke depan.
Dijelaskan, kepala kampung selama mengikuti pelatihan tidak hanya menerima materi, tetapi pengalaman berharga akan lebih berarti bagi kepala kampung yang nantinya jadi bekal melayani masyarakat.
Kabupaten Puncak Jaya dibentuk pada tanggal 4 Januari 2008 berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2008, bersama-sama dengan pembentukan lima kabupaten lainnya di Papua. Peresmiannya dilakukan oleh Mendagri Mardiyanto pada tanggal 21 Juni 2008. Kabupaten yang beribukota di Mulia ini memiliki luas wilayah 6.515 km².
Pegunungan di Puncak Jaya juga menghasilkan barang tambang yang cukup besar. Hasil tambang di Ertsberg, Grasberg di Puncak Cartensz yang terletak di kawasan Puncak Jaya tepatnya di Kecamatan Ilaga seperti tembaga dan emas diangkut ke Mimika untuk diolah lebih lanjut oleh PT Freeport Indonesia.
Kabupaten ini sebagian besar terhubung dengan wilayah lain dengan angkutan udara dari Sentani (Kabupaten Jayapura), Nabire, Wamena dan Timika. Armada penerbangan komersial yang melayani Kabupaten Puncak Jaya terdiri dari empat perusahaan diantaranya Merpati Nusantara, Trigana Air Service, dan Mimika Air. Ada juga pesawat milik organisasi gereja yang beroperasi di wilayah ini yaitu Mission Aviation Fellowship (MAF).
Sarana transportasi udara menjadi salah satu peluang investasi di Kabupaten Puncak Jaya. Beberapa kecamatan seperti Mulia dan Ilaga sudah memiliki lapangan terbang perintis yang bisa dicapai dengan pesawat jenis Twin Otter atau Fokker.
Adanya sarana transportasi udara sebagai penghubung utama dan angkutan darat sebagai moda alternatif sangat membantu distribusi barang-barang pemenuh kebutuhan pokok yang tidak dapat diperoleh di Puncak Jaya. Sebaliknya, potensi dari Puncak Jaya pun dapat disalurkan dengan cepat ke wilayah Pegunungan Tengah seperti Kabupaten Jayawijaya, dan Kabupaten Yahukimo
Pertanian menjadi sektor yang berperan dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Puncak Jaya terutama pertanian tanaman-tanaman bahan makanan dan perkebunan. Selama ini tanaman yang banyak diusahakan oleh penduduk setempat adalah jenis palawija seperti ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kedelai. Ubi jalar banyak dijumpai di wilayah ini karena menjadi makanan pokok masyarakat asli yang masih menjadi mayoritas penduduk Puncak Jaya. Kabupaten Puncak Jaya juga memiliki potensi untuk pengembangan tanaman hortikultura terutama sayuran seperti kol, wortel, kentang dan buncis. Wilayahnya yang berupa dataran tinggi pegunungan juga berpotensi untuk pengembangan tanaman buah seperti apel, markisa, dan anggur.
Kabupaten Puncak Jaya juga memiliki perkebunan kopi dan teh. Kabupaten ini dikenal sebagai penghasil kopi kedua setelah Kabupaten Jayawijaya. Lahan perkebunan kopi banyak ditemui di Kecamatan Fawi. Perkebunan kopi juga telah dikembangkan di Kecamatan Mulia, Beoga, Sinak, Ilu, Fawi dan Ilaga.